Pages

Sabtu, 04 Juni 2011

Habib Ali bin Ahmad bin Zen Al-Aidid (Haul 1)

Habib Ali bin Ahmad bin Zen Al-Aidid (Haul 1)


Wali Keramat dari Pulau Panggang

Ia adalah mubalig yang pertama kali menyebarkan Islam di Pulau Panggang dan sekitarnya. Hingga kini pantulan karamah wali Allah itu masih terasa. Minggu 25 Desember lalu adalah peringatan haulnya yang ke-115.

Di sebelah utara Jakarta terdapat gugusan kepulauan yang terdiri dari 108 pulau kecil, disebut Kepulauan Seribu. Satu di antaranya adalah Pulau Panggang, sekitar 60 km di sebelah utara kota Jakarta. Pulau seluas 0,9 hektare itu bisa dicapai dalam waktu empat jam dengan perahu motor dari pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara.
Di sanalah, Minggu pagi 25 Desember lalu, berlangsung haul ke-115 Habib Ali bin Ahmad bin Zen Al-Aidid, yang juga dikenal sebagai Wali Keramat Habib Panggang. Ia adalah ulama dan mubalig asal Hadramaut yang pada abad ke-18 bertandang ke Nusantara untuk berdakwah. Ia wafat pada 20 Zulkaidah 1312 H/1892 M.
Sejak sehari sebelum haul digelar, ratusan jemaah sudah mulai berdatangan dari berbagai penjuru. Dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, Banten, dan daerah-daerah lain. Pulau Panggang merupakan sebuah kelurahan tersendiri, masuk dalam Kecamatan Pulau Seribu Utara, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Jakarta.

Tausyiah Al Habib Ali bin Syaikh Abu Bakr bin Salim "Bersabar Atas Cobaan"


Tausyiah Al Habib Ali bin Syaikh Abu Bakr bin Salim "Bersabar Atas Cobaan"
Senin, 02 Mei 2011



قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللَّهَ قَالَ: إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي، بِحَبِيبَتَيْهِ، فَصَبَرَ، عَوَّضْتُهُ، مِنْهُمَا الْجَنَّةَ، يُرِيدُ عَيْنَيْهِ.
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah SAW: “Sungguh Allah SWT berfirman: Jika Kuberi cobaan pada hambaKu dengan mengambil kedua kesayangannya, maka ia bersabar, kubalas dengan sorga, yang dimaksudNya (SWT) adalah kedua mata hambaNya” (Shahih Bukhari)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الَْحَمْدُلله رَبِّ اْلعَالَمِيْن وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
ImageLimpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala atas limpahan kenikmatan yang kita ketahui dan yang tidak kita ketahui, sebanyak ciptaan-Nya yang kita ketahui dan yang tidak kita ketahui, Allah subhanahu wata’ala telah berfirman :
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
( إبراهيم : 7 )
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"
Dikatakan oleh para Ulama’ bahwa barangsiapa yang menginginkan kenikmatan itu kekal bagi dirinya maka perbanyaklah ia memuji Allah, dan jika ia menginginkan tambahan kenikmatan itu maka ia memperbanyak syukur atas nikmat yang telah diperolehnya. Maka hal pertama yang harus kita syukuri adalah kenikmatan Islam dan Iman agar Allah menambahkan keimanan untuk kita, dan kita juga bersyukur atas nikmat kesehatan yang dengan itu Allah akan menambahkannya untuk kita, serta kita bersyukur kepada Allah atas nikmat mulia yang diberikan kepada kita yaitu diutusnya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita sehingga Allah lebih mengenalkan kita kepada nabi kita dan menambahkan kecintaan dan panutan kita kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan kita bersyukur dan memuji Allah atas kehadiran kita dalam perkumpulan yang mulia ini sehingga Allah menambahkan untuk kita keberkahan dan mendapatkan banyak faidah dari perkumpulan luhur ini serta limpahan rahmat kepada kita semua, dan semoga Allah melimpahkan kenikmatan kepada para pelaksana dan menjadikan terlaksananya majelis ini, karena nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الدَّالُّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ
“orang yang menunjukkan kepada kebaikan bagaikan orang yang melakukannya”

Allah SWT Maha Memaafkan HambaNYA Yang Berdosa

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa   
Saturday, 28 May 2011
Allah SWT Maha Memaafkan HambaNYA Yang Berdosa
Senin, 23 Mei 2011


قال رسوال الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ عَبْدًا أَصَابَ ذَنْبًا وَرُبَّمَا قَالَ أَذْنَبَ ذَنْبًا فَقَالَ رَبِّ أَذْنَبْتُ وَرُبَّمَا قَالَ أَصَبْتُ فَاغْفِرْ لِي فَقَالَ رَبُّهُ أَعَلِمَ عَبْدِي أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ غَفَرْتُ لِعَبْدِي
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah SAW: Sungguh seorang hamba berbuat dosa, lalu ia memohon pengampunan pada Allah, ampunilah hamba, maka berkatalah Allah padanya: HambaKu, sungguh telah berbuat dosa, namun ia mengetahui ia memiliki Tuhan Yang Maha Memaafkan dan menolongnya, maka kumaafkan hambaKu. (ucapan ini terus diulang2 oleh Rasul SAW” (Shahih Bukhari).
ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang telah mengizinkan kita untuk hadir di dalam perkumpulan mulia istana anugerah Ilahi, yang mengizinkan sanubari kita untuk mengingat-Nya, bagi mereka yang mau mengingat-Nya. Ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata’ala tidak memberikan izin untuk mengingat-Nya kepada hamba-hamba yang tidak dikehendaki-Nya, sebagaimana ketika ummat-ummat terdahulu berkata kepada Allah: “Wahai Allah jika hamba-hamba yang belum bertobat memohon kepada-Mu dan menyebut nama-Mu, maka bagaimanakah hal itu?”, maka Allah menjawab : “Kalau mereka menyebut-Ku dan berdoa kepada-Ku, maka Aku menyebutnya dengan laknat-Ku”. Namun berbeda dengan ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana telah difirmankan oleh Allah subhanahu dalam hadits qudsi :
 فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي
“Jika ia mengingat/menyebut-Ku dalam kesendirian, maka Aku Mengingatnya dalam kesendirian(Dzat)Ku” 
Dan terdapat dalam riwayat musnad Al Imam Ahmad, Allah subhanahu wata’ala berfirman :
يَاابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كاَنَ مِنْكَ فَلاَ أُبَالِي
" Wahai keturunan Adam , jika engkau berdoa dan berharap kepadaKu niscaya Kuampuni dosa-dosa kalian tanpa Kupertanyakan lagi. " (HR Musnad Ahmad)
Jika ummat sayyidina Muhammad datang kepada Allah berdoa dan bermunajat maka akan Allah ampuni dosa-dosa itu tanpa dipertanyakan lagi. Maka dimanakah para pendoa? dimana orang-orang yang memanggil Ya Allah?!”. Banyak manusia yang di dalam hatinya kering dari seruan nama Allah, apalagi bibirnya. Di masa lalu kesempatan banyak berdzikir ( menyebut Allah) tidak diberikan kepada semua orang kecuali mereka harus lepas dan suci dari dosa. Sedangkan di masa kini kesempatan dibuka seluas-luasnya, sebagaimana firman-Nya dalam hadits qudsi : “mereka yang berdoa dan berharap kepada-Ku , maka Aku hapus dosa-dosanya dan tidak Kupertanyakan lagi”. Allah juga berfirman dalam hadits qudsi:
يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ
“Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau”
Dan jika dosa keturunan Adam itu memenuhi langit dan jika ia meminta ampun kepada Allah maka Allah akan mengampuni dosanya”
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
قَالَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
( الأعراف : 23 )
“Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” ( QS. Al A’raf : 23 )
Kesalahan (dosa) pertama yang pernah ada dari manusia adalah diperbuat oleh nabi Adam, bukan berarti nabi Adam itu telah berbuat dosa karena semua nabi itu ma’sum (terjaga dari perbuatan dosa), namun hal itu telah dikehendaki Allah dengan hikmah agar manusia turun ke bumi. Maka disaat itu doa yang diucapkan nabi Adam adalah :
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
( الأعراف : 23 )
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” ( QS. Al A’raf : 23 )
Doa ini selayaknya dilantunkan oleh bibir dan hati kita, karena setiap waktu diri kita selalu berbuat hal yang zhalim terhadap diri kita sendiri. Inilah doa tertua yang diucapkan oleh nabi Adam AS ketika masih di surga. Dan mengapa Allah menciptakan neraka?, Allah tidak menciptakan neraka kecuali yang kekal di neraka hanyalah mereka yang jika Allah kembalikan ke dunia maka mereka akan tetap berbuat jahat. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
بَلْ بَدَا لَهُمْ مَا كَانُوا يُخْفُونَ مِنْ قَبْلُ وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
( الأنعام : 28 )
“Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya . Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka.” ( QS: Al An’am : 28 )
Jika mereka dikembalikan lagi kepada kehidupan dunia maka mereka akan kembali kepada apa yang telah mereka perbuat dari sesuatu yang dilarang oleh Allah, maka mereka itulah yang akan kekal di neraka, adapun yang selain mereka maka tidaklah akan kekal di dalam neraka, adakah yang lebih indah dari perbuatan Allah?. Allah subhanahu wata’ala berfirman :
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآَمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
( النساء : 147 )
“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” ( QS. An Nisaa: 147 )
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits telah kita baca, hadits ini diulang hingga 3 kali dalam Shahih Al Bukhari ; dimana seorang hamba berbuat dosa kemudian ia menyesal kemudian meminta ampun kepada Allah, maka pelajaran pertama yang dapat kita ambil dari hadits ini yaitu jika telah melakukan dosa maka jangan dibiarkan saja sehingga dosa-dosanya terus menumpuk dan menumpuk, namun teruslah beristighfar, memohon ampun kepada Allah. Maka tatkala hamba yang berbuat dosa tadi berkata : “Wahai Allah aku telah berbuat dosa”, maka Allah menjawab :
عَلِمَ عَبْدِي أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ غَفَرْتُ لِعَبْدِي
“Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Mengampuni dosa dan menghukumi setiap dosa, Aku telah mengampuni hamba-Ku.”
Kemudian hamba itu berdosa lagi dan berkata : “ Wahai Allah aku telah berbuat dosa”, maka Allah menjawab :
عَلِمَ عَبْدِي أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ غَفَرْتُ لِعَبْدِي
“Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Mengampuni dosa dan menghukumi setiap dosa, Aku telah mengampuni hamba-Ku.”
Demikian berkali-kali yang telah diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari . Al Imam Ibn Hajar berkata dalam mensyarahkan hadits ini bahwa sebagian pendapat mengatakan hanya tiga kali, namun pendapat yang lain mengatakan lebih dari tiga kali karena tidak mungkin manusia hanya berbuat dosa sebanyak tiga kali, kecuali para nabi dan rasul yang memang terjaga dari dosa, maka tercakup pula dalam makna hadits qudsi berikut ini:
يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا الَّذِي أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيْعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ
“ Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian dalam kesalahan di siang dan malam, dan Aku lah Yang Maha Mengampuni semua dosa-dosa, maka mohonlah pengampunan kepada-Ku akan Kuampuni dosa-dosa kalian”
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Allah subhanahu wata’ala memuliakan hamba-hamba-Nya dengan seindah-indah keadaan, dan beruntunglah para pencinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang ketika nafas-nafas dicatat oleh para malaikat sedang merindukan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, manusia yang paling indah, manusia yang paling ramah, manusia yang paling dicintai Allah subhanahu wata’ala, manusia yang paling mencintaimu, kelak di hari kiamat semua orang melupakanmu kecuali sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Semua para nabi dan Rasul berkata : “nafsi nafsi, izhhabuu ila ghairi ( diriku-diriku, pergilah kepada selainku)” , kecuali sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau tidak diam atas dosa-dosa kita, meskipun diawalnya beliau berkata : “pergi dan keluarlah dari kelompokku, orang-orang yang berbuat dosa setelah aku wafat”, namun ketidaktegaan hati rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam muncul ketika ummatnya terusir dari semua para nabi Rasul, nabi Adam As ayah para manusia pun tidak bisa menolong mereka, yang mana ketika itu mereka merasa bahwa dia akan menolong mereka karena dia adalah bapak dari semua manusia, namun tetap saja nabi Adam AS berkata : “nafsi nafsi”. Begitu pula nabi Ibrahim As abu al anbiyaa ( ayah para nabi ), mengapa disbut demikian? karena semua nabi dari bani Israil adalah keturuna dari nabi Ibrahim As.
Maka ketika mereka terusir dari semua nabi, mereka pun kembali lagi kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka berkata : “Wahai Rasulullah, semua nabi dan rasul mengusir kami”, tidak ada yang mau bertanggung jawab atas dosa-dosa kita kelak di hari kiamat. Allah subhanahu wata’ala berfirman :
إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا
( الإنسان : 10 )
“ Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.” ( QS. Al Insan : 10 )
Hari ketika Allah subhanahu wata’ala mengguncang alam semest, dan Allah tidak pernah marah dan murka sebelumnya dengan kemurkaan yang dahsyat seperti saat itu dan tidak akan pernah murka lagi seperti itu selama-lamanya. Di saat itu tidak ada satu pun yang berani berbicara, kecuali nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata kepada ummat-ummat yang terusir dari para nabi : “Aku yang akan menghadap Allah”, demikianlah sayyidina Muhammad yang peduli terhadap dosa-dosa kita, menjadikan dirinya jaminan di hadapan Allah yang mana Allah sedang dalam keadaan murka, yang pada saat itu jika ada yang salah berucap maka akan dilempar ke dalam api neraka. Dan dikatakan bahwa api neraka itu bukanlah tempat murkanya Allah namun hanya diciptakan untuk orang-orang yang dimurkai Allah, karena jika Allah murka kepada neraka maka neraka itu lebur takutnya kepada murka Allah. Maka disaat nabi Muhammad mengahadap kepada Allah beliau bersujuda, kemudian Allah berfirman : “apa yang membuatmu bersujud wahai Muhammad”?. Lalu rasulullah berkata : “aku memuji Allah dengan pujian yang belum pernah aku memuji-Nya dengan pujian itu dan Allah pun memujiku dengan pujian yang belum pernah Allah memujiku seperti itu”. Di hari dimana Allah sangat murka namun ketika itu nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dipuji dengan pujian yang belum pernah dipuji dengan pujian itu sebelum dan sesudahnya, lantas Rasulullah berkata : “ummati ummati”, maka Allah berkata : “Angkatlah kepalamu,dan mintalah pasti Kuberi dan selamatkanlah ummatmu yang ingin engkau selamatkan dengan syafaatmu”. Jika ditanya mana yang lebih baik, Allah subhanahu wata’ala atau nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam? Tentunya Allah subhanahu wata’ala, tetapi mengapa yang meminta pengampunan adalah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?, karena nabi Muhammad adalah ciptaan Allah. Allah subhanahu wata’ala yang menciptakan makhluk yang paling indah itu, dan Dialah Allah yang menjadikan alam ini ada, maka kenalilah kasih sayang-Nya melalui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita tidak bisa bertemu dan berjumpa dengan Allah maka kenalilah Allah melalui sosok sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan sampai di neraka pun kasih sayang Allah masih tetap ada untuk para pendosa agar mendapatkan syafaat, sebagai bentuk dari kasih sayang Rabbul ‘alamin .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Ketika ketentuan-ketentuan yang tidak kita kehendaki terjadi pada kita, maka janganlah menyesalinya dan bersedih akan hal itu, banyak pertanyaan muncul kepada saya akan hal-hal seperti ini. Ketahuilah mungkin yang terjadi pada kita itu adalah hal yang baik untuk kita, sebagaimana kejadian yang dijelaskan di dalam surah Al Kahfi, kejadian antara nabi Musa As dan Nabiyullah Khidir As. Dimana disaat itu nabi Khidir As diutus untuk menemui nabi Musa AS dan mengajarinya tentang takdir-takdir Ilahi. Kisah ini sangat panjang namun secara singkat ketika nabi Musa As bertemu dengan nabi Khidir As, nabi Musa berkata kepada nabi Khidir : “izinkanlah aku ikut bersamamu untuk kau ajari aku tentang ilmu yang egkau ketahui?”, nabi Khidir berkata: “sungguh engkau tidak akan bisa sabar bersama denganku”, nabi Musa AS menjawab: “Insyaallah aku akan bisa bersabar dan tidak akan melanggar perintahmu”, lalu nabi Khidir berkata: “Jika kau ikut bersamaku, maka jangan bertanya tentang sesuatu sampai aku yang mengatakannya kepadamu”. Maka keduanya berjalan hingga menaiki sebuah perahu lalu nabi Khidir membocorkan perahu itu, maka nabi Musa berkata: “Apakah engkau membocori perahu itu untuk menenggelamkan orang-orang di dalamnya, sungguh engkau telah berbuat kesalahan”, maka nabi Khidir berkata : “bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa engkau tidak akan bisa sabar mengikutiku”, maka nabi Musa berkata : “baiklah maafkan aku, sungguh aku telah lupa”, kemudian mereka melanjutkan perjalanan sehingga mereka menemui seorang anak kecil maka dibunuhlah anak kecil itu oleh nabi Khidir, lalu nabi Musa As berkata : “mengapa engkau membunuh anak kecil yang tidak berdosa?”, maka nabi Khidir kembali berkata : “bukankah telah aku katakan padamu, engkau tidak akan mampu bersabar bersamaku”, maka nabi Musa kembali berkata : “baiklah maafkan aku, jika nanti aku bertanya lagi kepadamu akan sesuatu maka tinggalkanlah aku”, mereka pun kembali melanjutkan perjalanan dan ketika tiba di sebuah perkampungan, maka penduduk kampung itu tidak mau menerima mereka dan tidak mau menjamu mereka, lalu disana mereka menemukan sebuah dinding rumah yang telah rapuh dan hampir roboh, maka nabi Khidir memperbaiki dan membangun kembali dinding rumah itu, maka nabi Musa berkata : “jika engkau mau, engkau bisa meminta imbalan untuk itu”, kemudian nabi Khidir berkata : “inilah akhir pertemuanku denganmu, aku akan menjelaskan kepadamu akan hal-hal yang tidak mampu engkau bersabar atasnya, ketahuilah bahwa perahu yang kubocorkan tadi adalah milik orang miskin yang bekerja di laut, dan aku merusaknya hingga perahu itu tenggelam karena dihadapan mereka ada seorang raja yang akan merampas setiap perahu”. Lihatlah takdir Allah yang terjadi, jika perahu itu masih berada di atas permukaan laut maka pastilah perahu itu akan dirampas oleh para perampok, namun Allah takdirkan tenggelam namun hal itu untuk menjaga agar hartanya tidak dirampas oleh para perampok. Lalu nabi Khidir berkata : “Adapun anak muda (kafir) itu kubunuh, karena kedua orang tuanya adalah orang yang beriman dan aku khawatir dia akan memaksa kepada kesesatan dan kekafiran dan Allah akan menggantikannya dengan anak lain yang lebih baik darinya, adapun dinding rumah yang kubangun itu adalah milik dua anak yatim di kampung itu, yang dibawahnya ada pendaman harta untuk mereka dan ayahnya adalah orang shalih, maka Allah berkehendak agar anak yatim itu sampai dewasa lalu keduanya mengeluarkan harta itu sebagai rahmat dari Allah”. Disebutkan dalam tafsir Al Imam Ibn Katsir, Al Imam Qurthubi dan lainnya m bahwa harta itu adalah pendaman ayahnya yang shalih, yaitu nenek moyang yang ketujuh, namun masih Allah jaga hartanya hingga keturunannya yang ketujuh. Dari sini banyak makna yang perlu saya perjelas, diantaranya adalah bahwa orang yang shalih itu selalu dijaga oleh Allah, jangankan imanya hartanya pun dijaga oleh Allah hingga tujuh keturunan, disebutkan dalam tafsir Ibn Katsir, tafsir Qurthubi dan lainnya ketika nabi Khidir membuka pendaman harta itu tertulis dengan emas lafadz : “Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah”, maka kagetlah nabi Khidir dan nabi Musa karena tulisan itu mengkabarkan akan dekatnya kedatangan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka akhirnya nabi Musa dan nabi Khidir pun berpisah.
Hadiri hadirat yang dimuliakan Allah
Oleh karena itu jika dalam kehidupan kita ada hal yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita maka mungkin saja hal itu ada hikmahnya yang jauh lebih besar dan baik di masa mendatan. Mudah-mudahan di hari-hari kita selalu terbit rahmat dan kasih sayang Allah sampai tujuh keturunan bahkan tujuh puluh keturunan, amin. Di akhir surah Al Kahfi terdapat kisah tentang Ya’juj dan Ma’juj yaitu dua makhluk yang memimpin kelompok yang sangat besar, dijelaskan bahwa Dzulqarnain adalah seorang raja yang diberi kekuasaan oleh Allah subhanahu wata’ala yang mengalahkan semua kekuatan yang ingin menyerang Islam di saat itu, hingga kemudian ia menemukan Ya’juj dan Ma’juj yang membuat kerusakan di muka bumi. Ya’juj dan Ma’juj adalah keturunan nabi Adam As, yang riwayatnya terdapat dalam dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa di hari kiamat kelak nabi Adam As akan diperintah untuk memasukkan 1000 dari keturunannya kedalam neraka, maka 1000 orang pun dimasukkan ke dalam neraka, mendengar hal ini para sahabat kaget dengan jumlah yang banyak itu, maka Rasulullah berkata : “ jangan takut, dari 1000 keturunan nabi Adam hanya ada satu Ya’juj Ma’juj”, jadi Ya’juj dan Ma’juj itu adalah keturunan nabi Adam, demikian pendapat jumhur Ulama’. Mereka keturunan nabi Adam namun berbeda dengan yang lainnya karena Ya’juj dan Ma’juj memakan manusia hidup-hidup, pohon dimakan, manusia dimakan, dan segala sesuatu dimakan bahkan mereka saling memakan satu sama lain. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasulullah terbangun dari tidur beliau bersabda siapa yang mau membangunkan para keluarganya untuk shalat tahajjud, karena aku melihat sejengkal lubang yang membentengi Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka. Ya’juj dan Ma’juj akan keluar dari dalam bumi dan jumlahnya lebih banyak dari penduduk bumi, diriwayatkan dalam hadits bahwa jika mereka melewati sebuah danau kemudian minum dari danau itu, maka ketika yang di bagian depan minum air telaga itu maka yang di bagian belakang akan melewati danau itu kering. Oleh karena itu Dzulqarnain mengumpulkan besi-besi, baja, tembaga, timah dan lainnya ditutupkan kepada mereka lalu dibakar agar mencair dan menutupi mereka. Dan Rasulullah telah bersabda bahwa 14 abad yang silam beliau telah melihat tembok itu terbuka sejengkal, namun hal itu masih sangat jauh, kenapa? karena masih banyak hadits-hadits lain yang menjelaskan bahwa sebelum munculnya Ya’juj dan Ma’juj itu masih banyak kejadian-kejadian yang akan terjadi, dan yang paling kita tunggu adalah munculnya kemakmuran terlebih dahulu, kita akan hidup di masa kemakmuran, dan semoga keturunan-keturunan kita dijauhkan dari pengikut Dajjal, amin. Guru mulia mengajarkan untuk membaca surat surah Al Kahfi 10 ayat pertama dan 10 ayat terkahir di setiap harinya, khususnya bagi kaum wanita karena wanita yang membaca itu (atau dalam riwayat lain yang menghafalnya) maka keturunanya tidak akan terkena fitnah Dajjal, dan juga dikarenakan pengikut Dajjal itu kebanyakan kaum wanita, kenapa? karena jumlah wanita lebih banyak dari kaum pria . Maka perbanyaklah membaca surah Al Kahfi khususnya 10 ayat pertama dan 10 ayat terakhir. Dijelaskan bahwa yang menghafal 10 ayat terakhir surah Al Kahfi maka ia aman dari fitnah Dajjal yang hal itu terjadi setelah kemakmuran menyeluruh di seluruh bumi. Semoga Allah subhanahu wata’ala segera mendekatkan waktu datangnya kemakmuran, datangnya kejayaan Islam, munculnya generasi yang gemar sujud, berdoa dan munajat, generasi pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, generasi yang cinta kepada Allah, generasi orang-orang yang tidak menjadikan sesuatu didunia ini lebih agung dari Allah, karena sungguh tidak ada yang lebih agung dari-Nya, tidak ada yang lebih berhak dicintai dari-Nya, tidak ada yang lebih dirindukan dari-Nya, Allah Rabbul ‘alamin…
َفقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ. 

Sumber :majelisrasulullah

Jumat, 03 Juni 2011

Iblis Menemui Rasulullah SAW

Ketika kami sedang bersama Rasulullah Saw di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah, "Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku."
Rasulullah bersabda, “Tahukah kalian siapa yang memanggil?”
Kami menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”
Umar bin Khattab berkata, “Ijinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”
Nabi menahannya, “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”
Ibnu Abbas RA berkata, “Pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.”
Iblis berkata, “Salam untukmu Muhammad,... salam untukmu para hadirin...”
Rasulullah SAW lalu menjawab, “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”
Iblis menjawab, “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”
”Siapa yang memaksamu?”